Menonton film merupakan salah satu kegiatan yang mengasyikkan dan bermanfaat. Tak cuma sebagai hiburan, film memberikan pesan moral yang dikemas secara menarik dan dapat dijadikan pelajaran. Saat ini tidak hanya film luar negeri yang istimewa untuk ditonton. Film karya anak bangsa juga tak kalah istimewa karena alur ceritanya dikemas secara menarik dan dieksekusi dengan rapi. Salah satu film Indonesia yang patut Anda tonton saat memiliki waktu senggang adalah Ambu.
Untuk pertama kalinya, Indonesia memiliki film dengan latar eksotisme suku Baduy di Banten Selatan. Ambu, merupakan film yang mengisahkan perempuan tiga generasi secara memukau dan menyuguhkan konflik keluarga yang memikat. “Ambu” yang dalam bahasa Sunda berarti ibu, mengisahkan tentang masyarakat suku Baduy, Ambu Misnah (Widyawati) yang tinggal berdua bersama putrinya, Fatma (Laudya Cynthia Bella). Suatu hari, Fatma terpikat dengan pemuda Jakarta bernama Nico (Baim Wong) dan memutuskan ikut dengannya untuk membangun rumah tangga di ibukota. Beberapa tahun kemudian, Fatma dan Nico memiliki seorang putri bernama Nona (Lutesha Shadewa). Karena suatu alasan yang kuat, akhirnya Fatma memutuskan pulang ke Baduy bersama Nona.
Pertemuan Ambu Misnah, Fatma, dan Nona memunculkan konflik tiga generasi yang terkesan klasik karena perbedaan usia, latar belakang, dan tempat tinggal. Konflik juga sempat memanas ketika Nona mulai akrab dengan seorang pemuda asli suku Baduy bernama Jaya (Andri Mashadi). Selain didukung aktor dan aktris populer tersebut, ada satu karakter lagi bernama Hapsah (Endhita Wibisono) yang turut menyempurnakan film Ambu. Ulasan sinopsis film Ambu ini pasti bikin Anda tertarik untuk segera menyaksikannya, bukan?
Proses penggarapan film Ambu memakan waktu cukup lama karena berbagai hal. Beberapa fakta unik seputar film ini sangat menarik untuk disimak sebelum Anda menonton filmnya!
Tak banyak yang tahu kalau film yang disutradarai Farid Dermawan ini adalah film komersial pertama yang mengulas latar belakang Baduy. Keunikan ini membuat film Ambu memberikan kesan tersendiri. Pengambilan gambarnya memprioritaskan suasana alam Baduy yang indah, tenang, dan asri. Film ini memanjakan mata penonton dengan sinematografi apik yang tak akan ditemui di film-film Indonesia lainnya.
Penulis skenario film Ambu, Titien Wattimena mengaku naskah film tersebut sudah lama ditulis. Awalnya, Titien belum terpikir untuk syuting film di Baduy. Namun, latar belakang aturan Baduy tentang warga yang meninggalkan kampung dianggap cocok untuk menyempurnakan skenario yang telah ditulis. Sehingga film Ambu tidak hanya mengisahkan tentang sosok ibu tetapi juga mewakili budaya dan tanah asal si tokoh utama.
Hal unik lainnya dari film Ambu adalah proses syuting di Baduy berlangsung tanpa listrik. Setelah mengajukan izin syuting selama empat bulan, masyarakat Baduy memberikan izin dengan syarat proses syuting harus dilakukan tanpa menggunakan genset dan peralatan elektronik lainnya. Itulah sebabnya para kru harus naik-turun gunung untuk mengisi daya kamera dan sejumlah perlengkapan syuting. Proses syuting juga harus selesai jam lima sore karena tidak diperbolehkannya menggunakan peralatan lighting sehingga pengambilan seluruh adegan selalu dilakukan sebelum matahari terbenam. Total keseluruhan waktu syuting memakan waktu kurang lebih 32 hari.
Selain itu, baik para kru dan pemain tidak mendapatkan sinyal seluler selama proses syuting. Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah karena mereka menghabiskan waktu di sana dengan cara bersantai, mengobrol, dan menikmati suasana Baduy yang tenang. Mereka merasa nyaman berada di kawasan Baduy yang indah dan masih memegang teguh adat istiadat. Sang pemeran utama, Laudya Cynthia Bella mengaku sangat menikmati makanan khas Sunda selama berada di Baduy.
Farid Darmawan mengaku langsung tergerak memilih Widyawati sebagai kandidat utama pemeran Ambu Misnah. Gayung bersambut, Widyawati pun langsung mengiyakan sebelum membaca skenario karena terkenang almarhum sang suami, Sophan Sophiaan yang pernah memiliki ide membuat film tentang suku Baduy.
Widyawati menuturkan sejumlah tantangan saat menjalani proses syuting film Ambu. Penampilannya harus diubah sedemikian rupa supaya cocok dengan karakter Ambu Misnah. Selain harus menggunakan lensa kontak berwarna hitam, Widyawati juga harus menggunakan hair extension untuk menyiasati rambutnya yang pendek.
Penggarapan film Ambu dilakukan secara serius demi mencapai hasil maksimal. Hal ini dibuktikan melalui proses reading skenario dan training selama satu bulan. Sehingga para pemain bisa menampilkan gestur dan gaya bahasa yang sesuai dengan masyarakat asli suku Baduy. Para pemain juga diwajibkan berinteraksi dengan suku Baduy asli untuk menyelami bahasa tubuh, gaya berbicara, dan kehidupannya secara detail.
Endhita mengaku sempat mengalami sedikit kesulitan beradaptasi dengan dialog berbahasa Sunda kasar yang harus dituturkan selama syuting. Namun, hal tersebut justru menjadi tantangan tersendiri agar bisa memerankan karakter Hapsah dengan baik.
Jika Widyawati langsung klop dengan pemeran utama, Laudya Cynthia Bella dan Endhita mendapatkan peran melalui proses casting. Sementara untuk karakter Jaya, tim film mengaku kesulitan menemukan karakter yang tepat. Setelah melakukan proses audisi yang melibatkan 85 kandidat, tim memutuskan memilih Andri Mashadi sebagai pemeran Jaya.
Tak banyak yang tahu bahwa Widyawati bukan hanya aktris senior, melainkan juga penyanyi lawas yang memiliki beberapa lagu hits, antara lain Kemuning, Saat Aku Sendiri, dan Yang Ditinggalkan. Di film Ambu, Widyawati diajak kembali ke dunia tarik suara dengan menyanyikan Original Soundtrack (OST) berjudul Semesta Pertamaku yang diciptakan Titien Wattimena dan diaransemen Andi Rianto.
Sekarang, Anda bisa menyaksikan film ini di CATCHPLAY+. Menonton film-film Indonesia maupun mancanegara semakin mudah bersama IndiHome dengan dihadirkannya add-on CATCHPLAY+. Layanan Video on Demand dari CATCHPLAY+ mewakili semua kebutuhan hiburan para pelanggan IndiHome, terutama bagi penggemar film streaming. Pelanggan IndiHome kini dapat menikmati hiburan tanpa batas yang disediakan CATCHPLAY+ di mana pun dan kapan pun dengan menyaksikan film-film blockbuster dan pengalaman menonton yang menakjubkan.
Dengan tampilan layar CATCHPLAY+ di IndiHome TV yang berkualitas dan menarik semakin memperkuat posisi IndiHome sebagai penyedia hiburan terbaik. Melalui add-on CATCHPLAY+ dari IndiHome, Anda bisa mengakses lebih dari 10.000 film dan serial lokal, Asia, serta Hollywood yang Anda sukai. Untuk mengaktifkan layanan CATCHPLAY+, pelanggan IndiHome bisa berlangganan melalui layar IndiHome TV, aplikasi myIndiHome atau website IndiHome.co.id. Setelah melakukan proses registrasi, Anda bisa langsung menikmati berbagai tayangan menarik dari CATCHPLAY+. Yuk, penuhi kebutuhan hiburan Anda sekeluarga dengan add-on CATCHPLAY+ dari IndiHome.
Blog Lainnya
Blog Lainnya
The Gangster, The Cop, The Devil, Ketika Mafia dan Polisi Berbagi Satu Visi...
The Gangster, The Cop, The Devil, Ketika Mafia dan Polisi Berbagi Satu Visi