Manfaat Edukasi Literasi Media bagi Masyarakat untuk Memerangi Hoaks | IndiHome
14 APR 2021        BLOG

Manfaat Edukasi Literasi Media bagi Masyarakat untuk Memerangi Hoaks

Media massa memang seolah sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Khususnya di era digital ini, ketika media lebih mudah diakses karena hadir dalam bentuk elektronik. Informasi yang semakin simpang siur tersebut sebaiknya dibarengi dengan memberikan edukasi literasi media ke publik.

Bukan tanpa alasan, tidak ada jaminan bahwa informasi yang diberitakan media 100% adalah benar. Oleh sebab itu, masyarakat diharapkan lebih pintar dalam memilah pemberitaan dan tidak langsung menelan mentah-mentah informasi yang didapatkan. Apalagi kalau tidak disertai bukti yang kuat.

Apa Itu Literasi Media?

Literasi media merupakan bentuk kemampuan dalam mengakses, menganalisis, mengevaluasi, hingga mengomunikasikan informasi dari berbagai bentuk media. Secara umum, literasi media dapat dipahami sebagai seperangkat perspektif yang digunakan saat mengakses media massa.

Secara garis besar, literasi media erat hubungannya dengan perilaku masyarakat saat menginterpretasikan informasi yang dimuat dalam media. Jadi, literasi media adalah skill dalam menilai, mengorganisasikan pesan, dan membangun pesan sebelum disampaikan ke orang lain.

Intinya, literasi media berupaya memberikan sebuah kesadaran kritis kepada publik saat berhadapan dengan suatu media. Di sisi lain, kesadaran kritis merupakan kata kunci untuk gerakan literasi media. Sebab literasi media bertujuan memberikan kesadaran agar masyarakat lebih kritis.

Menurut Art Silverblatt, literasi media terdiri atas beberapa unsur, di antaranya adalah sebagai berikut:

  • Pemahaman terhadap proses komunikasi massa.
  • Kesadaran pada pengaruh media pada individu maupun sosial.
  • Pengembangan strategi analisis serta mendiskusikan makna pesan media.
  • Mengembangkan pemahaman, kesenangan, dan penghargaan pada isi media.
  • Kesadaran media merupakan teks penggambaran budaya serta diri sendiri.

Di kemudian hari, 5 unsur yang dikemukakan Art Silverblatt dilengkapi oleh Baran dengan penambahan akan etika, kewajiban moral praktisi media, dan pengembangan kemampuan produksi.

Tujuan Literasi Media

Silverblatt mengatakan, bahwa literasi media memiliki empat tujuan, yaitu:

  1. Kesadaran kritis
  2. Diskusi
  3. Pilihan kritis
  4. Aksi sosial

Meskipun begitu, kesadaran kritis merupakan tujuan paling utama sebab dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sehingga bisa menafsirkan informasi dengan benar terkait coverage media. Contohnya adalah dengan membandingkan antara media satu dengan media lain.

Dengan begitu, individu dapat mengendalikan diri menghadapi pengaruh media, menginterpretasikan makna pesan, membangun sensitivitas sebagai cara mempelajari budaya dengan membaca pola hubungan pemilik media dan peran pemerintah dalam memengaruhi isi media.

Kesadaran kritis masyarakat atas realita suatu media tersebutlah yang jadi tujuan utama literasi media. Hal tersebut karena media bukanlah entitas netral dan harus diamini setiap informasinya.

Media selalu menginformasikan beragam hal, mulai dari politik, ekonomi, budaya, hingga seluruh topik yang dapat memberikan dampak bagi kehidupan sehari-hari seorang individu maupun kelompok sosial, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Manfaat Edukasi Literasi Media untuk Masyarakat

Dengan mempelajari literasi media, maka ada beberapa manfaat utama yang akan didapatkan oleh individu, diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Memperluas wawasan.
  • Mampu menganalisis serta menilai suatu berita secara objektif.
  • Lebih kritis dalam berpendapat, sehingga opini yang disampaikan tepat dan akurat.
  • Bisa mengambil sikap terhadap suatu isu secara lebih bijaksana.
  • Tidak mudah terbawa arus serta tergiring opini yang mengarah pada hal negatif.
  • Berhati-hati dalam menyampaikan maupun menyebarkan opini.
  • Tidak serta merta menghakimi orang lain hanya berdasarkan informasi tertentu.

7 Keterampilan untuk Meraih Kritis Bermedia

James Potter menyebutkan, bahwa untuk sampai pada tingkat kesadaran kritis saat berhadapan dengan media melalui media literate, seseorang membutuhkan 7 skill atau keterampilan, yakni:

  • Skill Analisis
  • Individu akan dituntut dapat menguraikan pesan yang diterima dalam bentuk elemen penting.

 

  • Evaluasi
  • Kemampuan dalam menilai makna pesan yang terdapat pada elemen tersebut.

 

  • Grouping (Pengelompokan)
  • Menentukan elemen yang mempunyai kesamaan maupun perbedaan, kemudian dikelompokkan dalam kategori berbeda.

 

  • Induksi
  • Mengambil kesimpulan terhadap pengelompokan yang telah dilakukan, lalu menggeneralisasikan pola elemen dalam bentuk pesan lebih besar.

 

  • Deduksi
  • Menerapkan prinsip-prinsip umum dalam mencari penjelasan hal-hal yang lebih spesifik.

 

  • Sintesis
  • Mengumpulkan semua elemen yang ditemukan menjadi sebuah struktur baru.

 

  • Abstracting
  • Menciptakan sebuah deskripsi singkat, akurat, dan jelas dalam menggambarkan esensi suatu pesan secara lebih sederhana dari pesan aslinya.

    James Potter juga menekankan, bahwasanya literasi media dibangun dengan berlandaskan skill, struktur pengetahuan, dan personal locus (kendali atas informasi). Saat individu sadar mengenai informasi yang dibutuhkan, kesadaran tersebut akan menuntun pada proses pemilihan informasi.

    Selain itu, individu membutuhkan struktur informasi kuat akan dampak media, industri media, dunia nyata, dan diri sendiri untuk mencapai kesadaran kritis dalam bermedia. Dengan dibarengi ke-7 skill di atas, maka Anda tidak akan mudah terpengaruh oleh informasi yang dimuat di media.

 

Yuk, Perangi Hoaks dan Tingkatkan Wawasan Generasi Muda dengan Berlangganan Add-on IndiHome Study dari IndiHome

Di era modern sekarang, arus informasi memang semakin cepat dan hampir tidak terkendali. Dukungan internet tentu berperan besar dalam mengakses dan menyebarkan informasi. Bayangkan saja apabila Anda membaca berita yang ternyata hoaks lalu menyebarkannya melalui sosial media.

Hal tersebut tentu akan merugikan pihak-pihak bersangkutan yang dibahas dalam media. Padahal, bisa jadi informasi tersebut salah. Mengingat semakin mudahnya akses informasi dengan dukungan teknologi canggih, selaku orang tua sebaiknya Anda memang sudah mengambil langkah sejak dini.

Salah satunya adalah dengan memberikan edukasi literasi media kepada anak-anak. Sehingga generasi muda bisa lebih bijaksana dalam menangkap pesan yang diterima dari suatu media, dan bukan sebatas membaca atau menonton kemudian mempercayai dan menyebarkannya.

Selain memberikan edukasi dalam bentuk lisan, Anda juga bisa berlangganan produk add-on IndiHome Study dari IndiHome sebagai dukungan terhadap aktivitas belajar anak dalam rangka meningkatkan wawasan. Termasuk juga agar anak tidak langsung menelan mentah-mentah informasi yang diterima.

Apa itu Add-on IndiHome Study?

Add-on IndiHome Study merupakan solusi terbaik untuk menunjang aktivitas belajar dari rumah, terlebih lagi di masa pandemi seperti sekarang, ketika kegiatan belajar langsung di sekolah sedang diliburkan. IndiHome Study bisa dimanfaatkan untuk mengasah pengetahuan anak di waktu luang.

Salah satu benefit yang ditawarkan IndiHome Study tentu saja adalah kemudahan belajar, karena sistemnya adalah online melalui jaringan internet. Di samping itu, materi dan sistem belajar yang diaplikasikan juga menyenangkan dan mudah dipahami, sehingga dijamin tidak akan membuat bosan.

Berikut ini adalah daftar materi yang dapat diakses dengan berlangganan IndiHome Study:

  • Materi mata pelajaran kurikulum 2006
  • Materi mata pelajaran kurikulum 2013
  • Try out mata pelajaran
  • Video edukasi

Menariknya, Anda dapat mengakses semua mata pelajaran dan video edukasi tersebut kapan saja, di mana saja, dan menggunakan perangkat apa saja, dari laptop maupun smartphone. Jadi, proses belajar bisa menjadi lebih praktis.

Selain membantu proses pembelajaran secara digital selama pandemi, berlangganan add-on IndiHome Study secara tidak langsung juga dapat menjadi langkah tepat memperkenalkan anak dengan literasi media, sehingga anak menjadi individu yang kritis dan melek terhadap media.